“Jamu”, kata ini pasti tidak asing bagi kita yang tinggal di Indonesia. Resep nenek moyang ini memang sudah tersohor bahkan sampai ke mancanegara. Selain menyehatkan, bahan baku jamu ini begitu mudah diperoleh di sekitar kita, tidak heran apabila jamu ini begitu popular dalam menjaga kesehatan tubuh.
Namun tahukah anda? Jamu tidak selamanya menyehatkan. Jamu yang diproses dengan baik dan benar tentu saja sangat bermanfaat. Tapi di samping itu, bila pengolahannya tidak benar, jamur dapat saja terkontaminasi Aflatoxin. Aflatoxin ini merupakan senyawa yang berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kanker bila terkonsumsi dalam jangka waktu lama.
Untuk itu, ada baiknya kita mengenal lebih jauh mengenai bahaya Aflatoxin dalam jamu ini
1. Apa itu Aflatoxin?
= Aflatoxin merupakan senyawa yang diproduksi oleh jamur dari genus Aspergillus. Aspergillus ini dapat ditemukan secara luas pada setiap jenis makanan, tak terkecuali bahan-bahan jamu seperti temulawak, jahe, kunyit, dsb. Apalagi bila bahan-bahan tersebut tidak dikeringkan dengan benar.
2. Apa dampak Aflatoxin bagi tubuh kita?
= Aflatoxin merupakan toxin yang berbahaya bagi liver (hati) kita, pada konsumsi makanan yang mengandung Alfatoxin dalam jangka waktu lama aflatoxin ini dapat menyebabkan Sirosis hati dan bahkan kanker hati.
3. Apakah gejala bahwa kita sedang teracuni Aflatoxin?
= Keracunan aflatoxin terjadi secara kronis. Kandungan aflatoxin yang terdapat dalam jamu atau makanan apapun tidak akan dapat menimbulkan gejala keracunan yang tiba-tiba. Gejala keracunan baru akan timbul bila sudah terjadi kerusakan yang berat pada hati. Gejala yang timbul pada keadaan Sirrosis hati ini antara lain warna kulit berubah menjadi kuning atau bahkan menghitam, BAB hitam kental seperti aspal,
4. Apakah berarti kita harus berhenti mengkonsumsi Jamu?
= Tentu saja tidak. Jamu hanyalah salah satu dari banyak makanan yang dapat dihinggapi Aspergillus sehingga jamu tersebut terkontaminasi Aflatoxin. Jamu sendiri adalah resep nenek moyang kita yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita dan akan sangat disayangkan bila kita tidak melestarikannya.
5. Bagaimana mencegah agar kita tidak terkena Aflatoxin dalam mengkonsumsi jamu?
= Ada beberapa Tips, antara lain
a. Gunakan bahan baku segar dalam pembuatan jamu.
Pembuatan jamu seringkali menggunakan bahan-bahan seperti jahe, kunyit, atau temulawak yang dikeringkan. Bahan-bahan yang dikeringkan ini sangat rawan terkena Aspergillus, misalnya saja karena sinar matahari yang kurang, penyimpanan di tempat yang lembab dan pengemasan yang kurang benar. Gunakan bahan-bahan yang masih segar dan baru dipetik atau dicabut. Ini akan mencegah bahan tersebut terkena Aspergillus
b. 3 gelas direbus sampai jadi 1 gelas
Ini adalah cara yang paling sederhana yang bisa dilakukan, dan cara ini sudah turun temurun digunakan di masyarakat kita walaupun banyak yang belum cukup tahu alasannya. Seringkali orang menyangka bahwa 3 gelas direbus sampai jadi 1 gelas adalah untuk menambah kekentalan (konsentrasi) jamu, maka mereka lebih memilih menambahkan bahan baku jamu dan mengurangi air daripada merebus 3 kali demi menghemat BBM.
Padahal dengan pemanasan yang lama ini, jamur aspergilus beserta sporanya akan mati. Aflatoxin yang telah terbentuk pun banyak yang terurai sehingga jamu lebih aman dikonsumsi.
c. Pastikan jamu yang anda konsumsi terdaftar di BPOM
Memperoleh jamu sangat mudah, mulai dari penjual jamu gendong sampai jamu sachet yang banyak dijual di warung-warung. Banyak yang menyangka jamur sachet pasti lebih sehat karena diproses di pabrik sehingga lebih higienis. Namun tahukah anda? Sebenarnya jamu produksi pabrik yang tidak terdaftar di BPOM justru malah lebih berbahaya, seringkali produk jamu ini dicampur dengan kortikosteroid, dan penyimpanan serta pengepakannya pun sering tidak memenuhi standar sehingga memungkinkan Aspergillus turut masuh dan mengkontaminasi jamu tersebut dengan aflatoxin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar